Beranda » HIV/AIDS » Malam Renungan Peringatan Hari AIDS Sedunia di STIKKU

Malam Renungan Peringatan Hari AIDS Sedunia di STIKKU

“Saya sangat berbangga memiliki mahasiswa yang penuh kreatifitas dan inovasi, senantiasa ingin menunjukkan kinerja yang lebih baik dari waktu ke waktu. Malam ini adalah bukti bahwa kalian sebagai mahasiswa STIKKU memang telah mampu menunjukkan kreativitas yang sedemikian besar dan sekaligus menunjukkan kepedulian dan kepekaan yang tinggi pula dimana sebagai bagian dari insan akademik kalian dididik untuk mampu peka terhadap lingkungan sekitar. Malam ini adalah bukti saat mahasiswa yang lain mungkin tidur lelap, mimpi indah atau mungkin sedang menikmati waktu santainya dengan menonton Harry Potter terbaru di bioskop 21, namun kalian justru berkumpul di kampus untuk selenggarakan peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2010.

Sebagai guru kalian, tentu saya sangat terharu dan bangga – paling tidak inilah warisan yang dapat kami berikan untuk menjadi softskill kalian sebagai modal dalam memasuki dunia kerja suatu saat“, demikian sambutan Ketua STIKKU dalam acara Malam Renungan Peringatan Hari AIDS Sedunia yang dilaksanakan di kampus STIKKU sebagau produk kolabrasi BEM STIKKU, HIMAKEP, FORMABID, dan juga UKM Lises Dewi Asri.

Acara Malam Renungan tersebut selain dihadiri oleh hampir 2/3 mahasiswa STIKKU, juga dihadiri oleh insan pers dan diliput oleh RCTI, Seputar Indonesia, Radar Cirebon, dan Radar Cirebon TV. Acara dimulai dengan pawai obor bersama seluruh mahasiswa STIKKU yang mensimbolisasikan bahwa mari kita tingkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap HIV-AIDS sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan pandemi penyakit ini. Melalui akses pengetahuan yang benar diharapkan masyarakat terhindar dari stigmatisasi yang salah terhadap ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS). Sebagai manusia, ODHA memiliki hak asasi manusia yaitu hak untuk hidup, hak untuk berserikat dan menyatakan pendapat, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan hak-hak dasar lainnya.

Tidak ada alasan bagi siapapun untuk melakukan diskriminasi apalagi isolasi sosial terhadap ODHA, karena untuk tertularnya HIV membutuhkan media penularan dan pintu masuk penularan. HIV sebagai virus penyebab AIDS tidak ditemukan dalam keringat, urin, dan air ludah sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mau berjabat tangan dengan ODHA. HIV hanya menular melalui darah yang tercemar HIV, cairan semen (air mani), cairan vagina, dan air susu ibu.

Dalam kegiatan tersebut juga ditampilkan drama singkat yang menceritakan bagaimana ODHA mendapatkan perlakukan diskriminatif dari masyarakat, bahkan tidak sedikit tenaga kesehatan sekalipun masih banyak yang memiliki pemahaman yang salah tentang HIV-AIDS. Untuk itu, acara renungan diakhiri dengan presentasi dari Yayasan Maha Kasih, yaitu sebuah organisasi sosial kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang advokasi terhadap ODHA dan pecandu narkotika.

Sumber : STIKKU


Tinggalkan komentar